RSS

LOVE FAMILY


buat aku keluarga itu ga da matinya....satu2nya sahabat yang abadi dan ga bisa jauh2 darinya..tmn2 mungkin bisa pergi kuliah di tempat yang jauuuuuhh........tapi keluarga masih eksis bareng2 sampe skrg..bhkan selalu bisa melakukan semua hal positif bersama-sama.
Coba deh mencintai keluarga loe gimanapun keadaannya..mau berantakan, adem ayem, bahkan broken..
1. Satu hal yang paling indah yang dikasih Tuhan untuk pertama kali dan bahkan untuk terakhir kali itu adalah keluarga.
2. Siapa yang bisa dukung kita kecuali keluarga..memang mungkin teman, tapi ga setiap saat bisa ada si samping kita. cuma keluarga..
3. Yang bisa tau kita sepenuhnya itu cuma keluarga, jadi apapun keputusannya keluarga tau yang terbaik.
4. Sekalipun loe broken, bukan berarti loe ga punya keluarga. Sampe nanti di akhirat pasti satu2nya yang bakal ada kaitannya sama kita ya cuma keluarga...ga da yang laen.

Terkadang aku juga pusing menghadapi masalah keluarga, bahkan teman2 yang broken home lain juga lebih pusing. Tapi apa sie arti cobaan kalo kita ga bisa kuat bareng2.
Tuhan kasih cobaan buat kita juga bukan untuk dirasakan sendiri, tapi untuk dibagi..

so..love your family, gimanapun itu keadaannya....

Positif (+) and Negatif (-)....about facebook and blog..


Modernisasi menuntut kita untuk terus bisa berkembang dan berkembang. Terutama di bidang kecanggihan tekhnologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini internet telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di seluruh dunia, karena dengan internet kita dapat mengakses seluruh hal yang ingin kita ketahui. Hanya dengan menulis kata pada mesin pencari, kita akan dapat beberapa dokumen-dokumen tentang hal itu dalam waktu sekejap. Dengan internet kita juga dapat membangun relationship. Jaringan relationship yang sedang marak-maraknya sekarang adalah facebook. Dan satu lagi, sekarang manusia juga dimudahkan dengan media yang dapat menjadi tempat di mana kita bisa sharing tentang kehidupan kita kepada orang lain. Media itu disebut dengan blog.
Demam blog dan facebook saat ini memberikan beberapa pandangan dan efek kepada para penggunanya.Pada dasarnya, media-media seperti ini adalah kemudahan yang diberikan agar kita bisa berhubungan dengan orang-orang di seluruh dunia tanpa kita harus bertemu dengan orang tersebut. Mudahnya mengakses internet yang hampir bisa dilakukan di mana saja, bisa melalui handphone, laptop di area hotspot dan warnet yang berceceran di mana-mana sehingga masyarakat menjadi ketergantungan terhadap internet, apalagi dengan beberapa fitur menyenangkan seperti blog dan facebook. Tapi apakah para pengguna ini benar-benar mengerti manfaat sesungguhnya dari blog dan facebook?
Fenomena demam blog dan facebook ini juga terjadi di kampus Unsoed. Estimasi saya, sekitar 70% mahasiswa Unsoed sudah memiliki facebook. Tapi berbeda dengan blog, media ini masih jarang dimiliki oleh mahasiswa Unsoed. Mungkin ini disebabkan karena media ini kurang dikenal atau memang kurang diminati. Ya bisa dikatakan, mahasiswa yang memiliki blog adalah mahasiswa yang suka menulis sehingga mereka menggunakan blog untuk media tulisan mereka.
Setelah saya menanyakan kepada beberapa teman di kampus tentang alasan mereka ingin memiliki facebook, sebagian besar mereka hanya ikut-ikutan dan mereka mengatakan tidak ingin dibilang ketingalan jaman. Ini dikarenakan facebook sedang booming-boomingnya saat ini, sehingga jika mahasiswa tidak memiliki facebook, kata-kata pertama yang diberikan adalah “Ga gaul”.
Tapi juga ada yang memang memiliki facebook untuk dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi dan bahkan bisnis. Komunikasi eksternal dalam jaringan luas memang sulit dijangkau jika dengan alat telekomunikasi seperti telepon dan handphone. Sehingga mereka memanfaatkan internet untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang letaknya jauh.
Sedangkan teman-teman yang memiliki blog, mereka memang butuh sarana sebagai tempat untuk menulis, berbagi pengetahuan, pengalaman dan juga beberapa memanfaatkannya untuk keperluan bisnis.
Yang menjadikan positif dan negatif dalam penggunaan facebook dan blog di kalangan mahasiswa adalah para pengguna ini yang memandang dan memanfaatkan blog dan facebook sebagai sesuatu yang bermanfaat, atau malah dengan adanya blog dan facebook menjadikan mereka kecanduan sehingga para mahasiswa membuang waktu percuma hanya untuk bermain facebook dan blog sehingga mengabaikan beberapa kewajiban mereka yang lain.
Pengalaman saya pribadi, memang bermain di dunia maya itu sangat mengasyikan, benar-benar kita bisa menghabiskan berjam-jam waktu untuk itu. Itulah titik di mana blog dan facebook menjadi negatif di kalangan mahasiswa. Karena jika sudah kecanduan facebook dan blog membuat kita melupakan kewajiban dan melupakan aktivitas lain.
Tapi, blog dan facebook bisa menjadi positif ketika kita dapat mempergunakannya sebaik mungkin dan dalam porsi yang wajar. Facebook dapat menyambung tali silaturahim kita dengan saudara dan teman-teman kita yang jauh. Blog dapat mempermudah kita untuk berbagi dan bahkan berbisnis.
Beberapa mahasiswa di Unsoed memang bermacam-macam tentang persepsi dalam pemanfaatan blog dan facebook. Ada yang tergila-gila sehingga on line setiap hari bahkan berkali-kali dalam satu hari. Tapi ada juga yang biasa saja, yang on line dengan kemampuan mereka, seperti dana dan luangnya waktu. Jadi masih dikatakan mahsiswa Unsoed belum begitu parah dengan demam facebook.
Semua hal tadi sebenarnya kita yang memiliki kendali. Kita yang berstatus sebagai mahasiswa memang dituntut untuk bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi, tapi juga bukan jadi terlena dan melupakan kewajiban-kewajiban karena terlarut dalam indahnya dunia maya. Gunakanlah semua fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang diciptakan dengan sebaik mungkin dengan tidak membuatnya menjadi hal yang negatif bagi diri kita. Tetap berfacebook dan berblog ria dengan porsi yang passss!!!!!!

BLT..BLT...DITANGGEPIN.


Seperti yang sudah kita ketahui, program pemerintah dalam usaha menjaga daya konsumsi masyarakat kelas bawah dalam menghadapi masalah kenaikan minyak dunia yang menyebabkan bahan-bahan pokok menjadi naik ini banyak menimbulkan tanggapan-tanggapan yang positif maupun negatif. Ada pihak-pihak yang setuju tapi tentu juga ada yang kurang setuju.
Setelah saya melakukan wawancara terhadap beberapa orang, memang persepsi positif dan negatif ini datang dari dua pihak yang berbeda. Mereka yang setuju adalah pihak penerima BLT dan masyarakat yang kurang setuju merupakan masyarakat kelas menengah ke atas yang melihat dan menanggapi fenomena BLT ini.
Sempat juga saya membaca beberapa artikel tentang BLT dan banyak bermacam-macam tanggapan dari masyarakat (bukan penerima BLT-red). BLT yang sesungguhnya artinya adalah Bantuan Langsung Tunai beberapa juga menyebutkan bahwa BLT adalah singkatan dari Bisa Langsung Tewas. Ini bukan lelucon, karena memang di beberapa daerah ada kejadian di mana penerima BLT tewas ketika akan mengambil hak mereka. Ini disebabkan karena banyaknya yang menerima BLT ini dan situasi yang kurang kontrol sehingga banyak yang terjatuh kemudian terinjak-injak atau juga karena tidak bisa bernafas diantara banyak orang yang berdesakan.
Masyarakat yang kurang setuju terhadap program BLT ini beranggapan bahwa program BLT ini hanya akan membuat masyarakat miskin menjadi malas dan cenderung tidak produktif, karena sama saja membentuk mental pengemis kepada masyarakat miskin. Lagi pula uang BLT ini kurang efektif, karena pada kenyataan di masyarakat, uang BLT yang diberikan kepada masyarakat miskin ini cenderung menjadikan mereka menjadi konsumtif, bahkan menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang kurang penting. Bagaimanapun juga mental orang Indonesia masih lemah dalam membagi prioritas mana yang penting atau tidak. Mudahnya saja begini, orang-orang miskin yang tidak biasa memegang uang, tiba-tiba diberi uang yang jumlahnya lumayan besar, jelas saja setelah uang diterima langsung habis seketika mereka gunakan. Memang tidak semua menggunakan uang tersebut dengan sia-sia, tapi fenomena itu menjadikan tujuan pemerintah membantu rakyat miskin menjadi melenceng.
Para pihak yang kurang setuju mengatakan bahwa sesungguhnya masyarakat miskin ini ada karena kurangnya lapangan pekerjaan. Solusi yang tepat dibandingkan BLT adalah mengalokasikan dana BLT menjadi sumber modal bagi mereka dan pemerintah berwenang untuk mengawasi kinerja mereka dan melihat apakah berkembang atau tidak. Jika berkembang tentu baik untuk diterukan. Negara juga menjadi untung karena banyak industri--industri kecil yang bisa memperkuat perekonomian Indonesia. Tapi jika kurang berkembang, pemerintah dapat mengadakan pelatihan-pelatihan kepada mereka agar bisa lebih baik ke depannya. Itu lebih mendidik masyarakat miskin untuk berfikir cerdas dalam menanggapi masalah ekonomi ketimbang memberikan uang secara cuma-cuma. Memang sulit rasanya jika dipraktikan secara langsung, melihat bahwa masyarakat miskin cenderung memiliki pendidikan yang kurang. Tapi mendidik berfikir maju lebih baik ketimbang membentuk mental pengemis di otak mereka.
Berbeda dengan para penerima BLT yang setuju dengan program ini. Memang jelas alasannya, mereka mengatakan senang mendapat BLT karena mereka bisa memperoleh uang yang lumayan besar tanpa harus bekerja. Ketika mereka mengetahui program ini pertama kali, mereka jelas senang. Tapi ternyata mereka juga berfikir dari mana sumber uang yang mereka dapat dan kenapa mereka mendapatkan uang tersebut?Kebanyakan dari mereka jelas tidak tau jawabannya sampai saat ini. Apakah Anda tau jawabannya?
Ada juga masyarakat yang setuju walaupun bukan dari pihak pemerima BLT. Mereka setuju karena ini berarti bahwa pemerintah mulai memperhatikan masyarakat miskin yang pada faktanya selama ini kurang diperhatikan. Hanya saja tetap mereka kurang yakin keberhasilan program ini, karena dalam pelaksanaannya kurang sekali dari standar yang baik, baik itu data penerima BLT maupun pengawasan ketertiban pada saat pembagian BLT. Banyak yang seharusnya menerima hak ini tapi tidak bisa mereka dapatkan karena ternyata banyak orang yang mampu terdaftar sebagai orang miskin.
Tapi sesungguhnya ini bukanlah program jangka panjang, karena jika keadaan minyak dunia sudah normal kembali, program ini akan dihapuskan. Dan tentu setelah program ini dihentikan pula akan tetap menimbulkan kontroversi. Ada pihak yang kecewa karena ada bagian pemasukan mereka berkurang dan ada juga yang senang karena pembodohan itu telah berakhir. Akankah program ini akan menimbulkan efek pada masyarakat miskin?? Tentu akan terjawab ketika BLT ini berakhir.
Apapun respon masyarakat dari setiap permasalahan merupakan cerminan kepedulian masyarakat tentang lingkungan mereka. Itu adalah bentuk dari proses sosial yang tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun karena merupakan kodrat manusia yang notabene merupakan makhluk sosial. Tetaplah peduli kepada apapun yang terjadi disekeliling kita, karena sesungguhnya respon itulah yang bisa mengontrol segala keadaan. Karena respon sosial membentuk kita menjadi manusia yang saling memahami.